Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Presiden Republik Indonesia, Bapak Jenderal (Purn.) Prabowo Subiyanto, menargetkan pencapaian swasembada pangan dalam 4 hingga 5 tahun ke depan. Salah satu langkah strategi adalah pengembangan lumbung pangan (food estate) di berbagai daerah untuk mencapai total 3 juta hektar secara nasional. Ekstensifikasi lahan pertanian, terutama sawah, membutuhkan peningkatan kinerja sistem irigasi agar pengairan dapat dilakukan secara optimal.

Pembangunan dan pengelolaan irigasi di Indonesia merupakan tanggung jawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang melibatkan berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari pusat hingga daerah. Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 12/PRT/M/2015, penilaian kinerja irigasi mencakup enam indikator utama: (1) prasarana fisik (45%), (2) produktivitas tanam (15%), (3) sarana penunjang (10%), (4) organisasi pengelolaan (15%), (5) dokumentasi (5%), dan (6) P3A/GP3A/IP3A (10%). Penilaian ini secara tradisional dilakukan melalui pengamatan lapangan yang membutuhkan biaya besar dan waktu yang lama.

Untuk mengatasi tantangan ini, World Bank telah mengembangkan metode inovatif untuk menilai kinerja irigasi secara cepat dan akurat menggunakan teknologi remote sensing. Spesialis sumber daya air dari World Bank, Ijsbrand H. de Jong, bekerja sama dengan Mutlu Orzogan, Ph.D., dari University of Wisconsin-Madison, telah mengembangkan pilot project penilaian kinerja irigasi berbasis data satelit Landsat dan satelit cuaca dengan analisis time series. Penilaian ini mengacu pada kriteria uniformity dan reliability, yang diestimasi dari nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Untuk memastikan akurasi, World Bank menggandeng dosen Departemen Teknik Geodesi UNDIP – Dr. Firman Hadi, S.Si., M.T., dan Dr. L. M. Sabri, S.T., M.T., – untuk melakukan  validasi lapangan di Daerah Irigasi Klambu dan Glapan, Kabupaten Grobogan.

Diskusi Tim World Bank dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air Daerah Irigasi Klambu dan Glapan

 

Untuk mematangkan implementasi, pada Senin, 22 Januari 2025, perwakilan World Bank bertandang ke Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (UNDIP) untuk menjajaki peluang kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi. Nantinya, kerjasama di bidang Pengajaran dapat diwujudkan dalam bentuk program knowledge sharing kepada stakeholder irigasi, baik dari institusi pemerintah maupun masyarakat pengguna jasa irigasi. Prof. Ir. Nita Aryanti, S.T., M.T., Ph.D., IPM selaku Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Teknik UNDIP yang menerima kunjungan dari Tim World Bank mengharapkan dosen-dosen di Departemen Teknik Geodesi dan departemen-departemen lainnya dapat menjalin kerjasama di bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat diwujudkan dalam bentuk pengembangan metode penilaian kinerja irigasi dari Klambu dan Glapan agar dapat diterapkan di daerah irigasi lainnya di Indonesia. Tujuan utama dari inisiatif ini adalah menyediakan informasi kinerja irigasi secara nasional untuk mendukung perbaikan berkelanjutan dan mempercepat pencapaian swasembada pangan. Prof. Ir. Nita Aryanti, S.T., M.T., Ph.D., IPM juga berpesan agar Departemen Teknik Geodesi dapat mengoptimalkan laboratorium-laboratoriumnya untuk mendukung penilaian kinerja irigasi dan monitoring produktivitas lahan pertanian.

Pertemuan Tim World Bank dengan Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan

 

Kunjungan Tim World Bank ke Laboratorium Departemen Teknik Geodesi UNDIP