Semarang, 21 Desember 2023 – Setelah memamerkan hasil kreasi dan inovasi di hadapan civitas akademika Fakutas Teknik UNDIP pada Expo 1 yang diselenggarakan di UNDIP pada  19 desember 2023 lalu, kali ini mahasiswa peserta kemah kerja menuntaskan kewajibannya untuk memperkenalkan produk engineering design kepada jajaran pemerintah dan ketua-ketua RW se-Kelurahan Tambakboyo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Acara diseminasi ini penting untuk menghilangkan stigma yang seringkali melekat pada skripsi atau tugas akhir mahasiswa yang tidak jarang hanya berakhir di rak-rak perpustakaan dan tidak dapat diterapkan langsung di masyarakat.

Departemen Teknik Geodesi yang telah terakreditasi internasional IABEE menekankan pentingnya kurikulum yang dapat menghasilkan lulusan yang dapat menghasilkan produk-produk engineering. Departemen Teknik Geodesi menetapkan matakuliah Kemah Kerja sebagai kawah candradimuka untuk menghasilkan engineer-engineer muda yang siap bekerja dan mampu memecahkan complex engineering problem. Meskipun matakuliah Kemah Kerja ini diampu oleh 14 dosen, namun proses pembimbingan 139 mahasiswa yang tergabung dalam 14 kelompok tidak seperti kuliah biasa. Mahasiswa benar-benar diberikan kebebasan untuk menentukan kreasi dan inovasi yang akan dibuat.

RAFLI ANANG PANGESTU – Koordinator Kemah Kerja 2023 memaparkan hasil-hasil kreasi dan inovasi

Kemah Kerja sebagai matakuliah capstone memang mengedepankan pada penelitian yang menghasilkan produk yang bermanfaat. Hal ini sampaikan oleh Lurah Tambakboyo yang menyadari bahwa Kuliah Kemah Kerja yang dilakukan mahasiswa Geodesi UNDIP ini berbeda dengan Kuliah Kerja Nyata yang sudah sering dilakukan di daerahnya. Kegiatan Kemah Kerja ini menghasillkan peta-peta yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi di daerahnya. Peta-peta yang dihasilkan mahasiswa juga dpat menjadi masukan bagi pemeritah desa untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang harus diatas.

Tanggapan Lurah Tambakboyo terhadap hasil-hasil kemah kerja

Pentingnya peta dalam pengelolaan desa juga ditekannkan oleh Dr. Yasser Wahyuddin  selaku Sekprodi S1 teknik Geodesi yang menyempatkan diri menghadiri Expo 2 Kemker ini. Pak Sekprodi menjelaskan bagaimana peta-peta yang ada dapat menjadi bahan yang bagus dalam menyusun program-program prioritas di masa depan maupun sebagai bahan dalam Musrenbang di tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Pencapaian SDG’s Kelurahan Tambakboyo yang dinlai dan disajikan dalam bentuk peta dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya tentang pentingnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan wilayah.

Sekprodi menjelaskan pentingnya peta dalam penyusunan program-program prioritas

Dosen pembimbing dan perwakilan kelompok kemah kerja

Tanggapan positif bukan hanya datang dari pemerintah dan warga kelurahan Tambakboyo saja. Vibes yang positif juga dapat dilihat dari wajah-wajah peserta kemah kerja. Matakuliah Kemah Kerja – yang mencakup 9 learning outcome Prodi S1 Teknik Geodesi – akan menjadi modal berharga untuk mendapatkan ide-ide judul tugas akhir dan menyelesaian Tugas Akhir dengan hasil yang optimal dan waktu sesingkat-singkatnya.